Showing posts with label keluarga. Show all posts
Showing posts with label keluarga. Show all posts

Tuesday, August 29, 2017

Cinta yang Membawaku Pulang


Berpisah dari ayah, adik, suami dan anak, dijalani Shabana di tanah Afghanistan yang bergolak. Hingga berita yang membahagiakan datang dan menghadiahinya perjalanan yang diimpi-impikannya, ke Masjidil Haram. Harapan Shabana datang ke Masjidil Haram tidak hanya karena kerinduannya hadir di rumah Allah, tetapi juga berita keberadaan Sang Ayah, Massoud Kamal, di tanah Arab.

Kehadiran Shabana di tanah Arab digambarkan dengan detail, begitupun saat tokoh melaksanakan ibadah haji. Penulis mendeskripsikan suasana dan realita Masjidil Haram dengan hidup sehingga saya sendiri seperti ikut merasakan setiap tahapan ibadah haji. Potongan-potongan sejarah juga banyak diselipkan penulis lewat percakapan Shabana dengan sepupunya. Sayangnya, perang Afghanistan yang menjadi latar pokok konflik kurang banyak diangkat oleh penulis.

“Shabana merasa sekujur tubuhnya bergetar. Terngiang di telinganya ungkapan kakeknya semasa Shabana kecil. Saat bercerita tentang sirah Nabi, kakeknya mengutip sebuah hadist, ‘Barangsiapa yang melaksanakan ibadah haji, lalu berziarah ke makamku setelah aku meninggal dunia maka dia seperti berziarah kepadaku ketika aku masih hidup.’ Dan kini, Shabana berada di dalam jarak yang teramat dekat dengan Nabi. Dekat sekali.” ~ h. 79 

Pencarian Ayah Shabana ternyata tidak selancar dugaannya. Informasi yang sudah di depan mata, seperti dilempar ke sana kemari. Konflik bertambah, saat terlihatnya Faisullah, suami Shabana, yang disangka telah meninggal di saat lempar Jumrah. Kebahagiaan Shabana semakin merekah ketika sepupunya mengamini kemunculan suami. Sayang, takdir tidak sepaham hingga sebuah pernikahan meruntuhkan senyum di bibir Shabana.

Adanya latar perang Afghanistan adalah poin pertama yang membuat saya tertarik dengan novel Cinta yang Membawaku Pulang. Berlanjut, ketika membaca, bagaimana penulis menghidupkan suasana haji dan selipan sejarah tempat di Masjidil Haram, dalam alur cerita Shabana, saya benar-benar excited untuk menyelesaikan kisahnya. Namun, semakin ke belakang drama pencarian Shabana terasa seperti diulur-ulur.

Konflik batin Shabana dengan realita tentang suaminya juga terlalu cepat ‘selesai’, sehingga masalah antara Shabana, Maryam dan Faisullah seperti sesuatu yang enteng. Meski begitu, saya hampir keseluruhan penutup kisah setiap tokoh utamanya, bukan akhirnya menyenangkan tapi menggantung dan berpotensi untuk kemunculan sekuelnya.

Cinta yang Membawaku Pulang |  Agung F. Aziz |  Indiva Media Kreasi | September 2013; 296 hlm | 3/5 bintang

Readmore → Cinta yang Membawaku Pulang

Monday, October 31, 2016

Hadiah Cinta dari Istanbul

Judul: Hadiah Cinta dari Istanbul
Penulis: Fairuz Abadi
Penyunting: Sayyidah Murtafiah Djauhar
Penerbit: HalamanMoeka
Terbit: Mei, 2015
Tebal: 593 halaman
Bintang: 3.5/5



“Sebuah kisah, dihadirkan tak lain untuk menyampaikan hikmah, nasihat, peringatan, dan pelajaran bagi para pembacanya. Namun ia akan berfungsi dengan semestinya bisa siapa saja yang membacanya mau berpikir.” (Prakata)

Tidak dipungkiri lagi bahwa novel Hadiah dari Istanbul sarat dengan hikmah dan ilmu. Kisah Azhar ini mengangkat sejarah Turki dan renungan tentang kehidupan/rumah tangga di sepanjang alur ceritanya. Novel diawali dengan kata pengantar yang sangat menarik buat saya, terutama pembahasan tentang bangsa At-Turk dan pemahaman tentang penaklukan Konstantinopel Barat dan Timur berdasarkan hadist dan pendapat para ulama.
 
Berawal dari impian Azhar yang terwujud, yaitu keinginan untuk mengunjungi Istanbul, salah satu kota di negeri muslim Eropa yang telah menghias lembar-lembar sejarah dengan goresan pena bertinta emas. (h.39) Sebuah tawaran yang diterimanya dari sebuah perusahaan furnitur yang sering dia isi kajiannya, menghendakinya untuk memimpin jama’ah Umrah sekaligus berwisata ke Turki. Keberangkatan yang akan menggiringnya pada sebuah takdir yang penuh kejutan.
 
Sepanjang perjalanan Azhar ke Istanbul inilah, alur dipenuhi dengan sejarah bangsa Turki dan Dinasti Utsmaniyah dengan segala kejayaan, konflik, perebutan kekuasaan yang menjadi salah satu penyebab kemundurannya. “Sejarah kaum Utsmani adalah sebuah lembaran penuh berkah di masa Islam dan satu bagian yang sangat memesona dalam peradaban manusia. Mereka memiliki sifat ketinggian dalam sejarah dunia. Mereka berjihad dan bersungguh-sungguh dalam jihadnya. Mereka banyak melakukan kebaikan, meski juga berbuat kesalahan. Akan tetapi, mereka telah memberikan kebanggaan dan kemuliaan bagi umat.” (Dr. Muhammad Hard – h.75)
 
Di sisi lain, ada kisah Selma, gadis yang menjadi salah satu korban pengeboman di Suria hingga seluruh keluarganya meninggal. Pada alur ini penulis tidak mengaitkan langsung kisahnya dengan Azhar. Sepertinya penulis hanya ingin memperlihatkan keteguhan imannya menghadapi ujian hidup. Kaitan Azhar nantinya dengan keluarga Mr. Mehmet yang menolong Selma. Pertemuan dengan Mr. Mehmet berawal di Mesjid Suleymaniye dan menciptakan keakraban karena pengetahuan Azhar yang sangat luas tentang Sejarah Turki. Mr. Mehmet kagum dengan Azhar karena beliau juga sangat mencintai sejarah.
 
Pada awal-awal kisah bisa dibilang alur ceritanya tenggelam karena banyaknya sejarah yang disampaikan dalam cerita, ada kesan tersendat-sendat. Alur cerita mulai berjalan lancar ketika Keluarga Mr. Mehmet sudah berdomisili di Jakarta. Konflik mulai terasa ketika Azhar melamar Anisah, sedang di saat yang sama keluarga Mr. Mehmet ingin mengajukan Fatma untuk menjadi istrinya. Dilema semakin terasa karena Anisah dan Fatma adalah sahabat dekat, bahkan sekamar kos. Sebuah kondisi yang membuat Fatma harus mati-matian mengendalikan hatinya.
 
“Perang batin memang jauh lebih dahsyat untuk menciptakan suasana remuk redam. …. Sebab medan pertempuran terjadi di dalam hati, di dalam jiwa, di dalam rasa, juga di dalam pikiran. Pada akhirnya perang itu meluluhlantakkan apa saja yang ada dalam diri seseorang, Sebab ia sedang berperang sendirian. Musuhnya adalah dirinya, sedang lawan musuhnya juga dirinya.” (h.293)

Anisah yang akhirnya mengetahui hati Fatma yang remuk, tidak sampai hati meninggalkan begitu saja. Jika Fatma berusaha meredam kesedihannya, Anisah mencari-cari solusi untuk menyelesaikan kondisi tak menyenangkan ini. Proses panjang pencarian Anisah dipenuhi pertimbangan dan shalat-shalat panjang, memohon pertolongan Sang Penguasa Alam untuk menemukan keputusan, hingga dipilihnya jawaban yang kontroversial, Poligami.
 
Konflik tak berhenti di sana, setelah pernikahan, Azhar, Anisah, Fatma, harus menata hati karena sudah pasti tak mudah menjalani pernikahan dengan tiga kepala. Selain itu, ujian juga datang dari usaha jamur tiram yang dijebak Kasmaji karena tidak suka tersaingi. Proses pengambilan keputusan hampir semua tokohnya selalu dilakukan dengan mengkaji ayat alQur’an, hadist dan kisah para sahabat nabi, dari sinilah novel ini memberikan banyak ilmu dan hikmah. Tak sekadar mengantarkan sebuah cerita, tapi juga pemikiran-pemikiran yang berlandaskan ke-Islam-an.
Readmore → Hadiah Cinta dari Istanbul

Tuesday, December 22, 2015

Kakakku Sayang


Dara sebal memiliki kakak yang nakal. Kak Farhan memang suka memaksa, mencuri, mengancam, dan membolos. Bahkan, teman-teman Dara juga sering takut dan menyebut Kak Farhan nakal.

Tapi, Dara juga tahu kalau Kak Farhan baik, karena mau  membantu Oding yang harus merawat neneknya. Kak Farhan, anak yang tak bisa diam, bahkan ketika hidungnya selalu mimisan dan tubuhnya semakin kurus.

Saya tidak punya kakak, tapi membaca pemikiran Dara, jadi ikut merasakan bagaimana rasa jengkel sekaligus sayang adik pada kakaknya. Novel anak ini memiliki tema yang tidak umum, yaitu adanya latar belakang penyakit yang diidap Farhan, hal yang jarang ditemukan pada novel anak.

Menengok kenakalan Farhan, mengubah pandangan bahwa sikap tersebut tak sepenuhnya membuat anak menjadi jahat. Bahwa kenakalan jangan hanya dilihat dari satu sisi buruk saja.

Judul: Kakakku Sayang
Penulis: Nurhayati Pujiastuti
Penyunting: Mastris Radyamas
Penerbit: Lintang Indiva
Cetak: 2012
Tebal: 120 hlm
ISBN: 9786028277679
Readmore → Kakakku Sayang

Thursday, November 19, 2015

5 Guru Kecilku


Sejak memiliki anak saya suka membaca buku parenting, terutama yang membahas tentang perlakuan terhadap anak, menghadapi tingkah pola anak, berpikir kreatif, dan bagaimana terus memotivasi diri untuk tetap berusaha memberikan pendidikan terbaik untuk anak.

Kiki Barkiah adalah seorang ibu dengan 5 anak, dengan sulung yang berusia 11 tahun dan adik-adiknya, yang pastinya, berumur lebih muda. Bisa dibayangkan betapa marak dan atraktifnya kegiatan di rumah mereka.

Berhadapan dengan 5 karakter yang berbeda, mengurusi dan mengatur segala aktivitas apapun di rumah, serta tetap berusaha menampilkan ketenangan dan manajemen emosi yang luar biasa, menjadi garis besar kumpulan cerita dalam buku ini.

Pengalaman berbicara lebih "banyak" daripada teori. Ya, sebagian besar kisah penulis menampilkan realita kesehariannya bersama putra/i-nya. Ada kisah saat beliau bercerita tentang obrolan dengan anaknya, atau homeschooling yang dilakukannya dengan diselingi memasak di dapur, atau saat 'lelah' dan curhat kepada suami.

Kesemuanya dibagikan penulis untuk memberikan sedikit gambaran, bagaimana mempersiapkan mental seorang ibu dengan upayanya untuk mendidik anak. Pendidikan anak yang tak jarang bertemu dengan kompleknya masalah yang datang dari anak, lingkungan, bahkan diri sendiri.

Judul: 5 Guru Kecilku
Penulis: KikiBarkiah
Editor: Aditya Irawan
Penerbit: Mastakka Publishing
Cetak: Oktober 2015
Tebal: 240 hlm
ISBN: 9786027327405
Harga: Rp. 75.000
Readmore → 5 Guru Kecilku

Friday, July 03, 2015

Bleu


Ketika masa lalu masih membayang, ada amarah yang belum tuntas, maka luka itu kan terus membekas... 
Blue berkisah tentang Rhys Biru yang kembali berhadapan dengan masa lalu bernama Erfan Pratama. Kenangan dan rasa sakit akibat tindakan Erfan yang membuka "aib" Biru di hadapan orang lain membuatnya tak bisa menerima cinta dari dia yang juga telah dicintainya. Luka masa lalu pun tak kunjung sembuh hingga 6 tahun kemudian, saat Biru harus berjumpa kembali dengannya.

Erfan, cinta pertama Biru ini, melihat kesempatan saat mendengar kematian suami Biru akibat kecelakaan. Cinta yang terpendam 6 tahun silam, kembali membuncah. Keinginan memiliki Biru pun membuatnya mantap untuk membenahi kesalahpahaman di masa silam. Erfan pun kembali berjuang mendapatkan cintanya.

Cinta, masa lalu, pertemuan kembali, dan kehadiran cinta lama, istilahnya CLBK, Cinta Lama Bersemi Kembali. Kisah yang terdengar klise bagi sebagian besar penggemar buku roman. Tak dipungkiri, hampir sepanjang membaca Blue saya seperti telah menebak kisah akan berjalan kemana. Tapi, tebakan saya harus buyar ketika menemukan kejutan di akhir cerita. Setelah si penulis berhasil menggiring saya, dengan alur ceritanya, untuk berpikir klise, saya cukup terkejut dengan akhir ceritanya yang lain dari biasanya.

Sisi religi masih tetap menjadi senjata dan syiar penulis dalam setiap karyanya, pun dengan Novel Bleu. Tanpa terkesan kaku, penulis menyelipkan hakikat cinta sebenarnya lewat renungan atau bisik-bisik hati para tokohnya. Latar dunia penerbitan yang cukup dikuasai penulis pun, bisa memberikan tambahan wawasan bagi pembaca.

Judul: Bleu
Penulis: Deasylawati P.
Editor: Afrianty P. Pardede
Penerbit: ElexMedia
Cetak: April 2015
Tebal: 200 hlm
ISBN: 9786020260158
Harga: Rp. 31.840 di www.parcelbuku.net
Readmore → Bleu

Tuesday, February 17, 2015

Yang Tersimpan di Sudut Hati


Judul: Yang Tersimpan di Sudut Hati
Penulis: Ade Anita
Penerbit: Quanta
Cetak: 2013
Tebal: 440 halaman
ISBN: 9786020221120
Harga: Rp. 43.840 (di www.parcelbuku.net)

Ulasan Buku:
"Sepatutnya memang tidak perlu menyesali sesuatu yang telah diturunkan lewat sebuah takdir. Terus menerus mengasihani diri sendiri hanya karena tertimpa takdir yang tidak dikehendaki akan membuat seseorang buta untuk melihat rezeki dan karunia lain yang diturunkan bersamaan dengan takdir tersebut" (h. 51)
Tidak ada satu kejadian pun di muka bumi ini, di luar kendali Allah swt. Keyakinan yang begitu besar akan kekuasaan Sang Pelindung inilah yang membuat keluarga Aslam menjalani kehidupannya dengan penuh rasa syukur. Meski kondisi Aslam yang buta sebelah dan pincang, serta istrinya, Mak Pinah, yang mengalami kelumpuhan, mereka memiliki putra-putri yang soleh solehah. Solasfiana, Isfahan, dan Marsyapati, tiga bersaudara yang begitu membanggakan orangtuanya. 

Kesabaran dan rasa syukur pun tetap bersemanyam dalam diri mereka meski saudara lain dalam rumah panggung kerap memandang sebelah mata. Namun, ujian hadir kala Sang Ayah, Aslam, menghembuskan nafas terakhir ketika bersama putranya, meraih rezeki. Tak berhenti di situ, menyusul kematian Nek Nang Basyumi dan para tetangga yang mencetuskan isu santet. Keluarga Mak Pinah yang tidak tahu menahu, dituduh melakukannya dan diusir dari kampung. Tak jelas akan ke mana, tak ada saudara yang dapat dijadikan tumpuan, Mak Pinah dan anak-anaknya terus berdoa mengharap pertolongan-Nya dan ketetapan takdirnya yang selalu memiliki makna.
"Isfahan benar, Fiana juga benar. Memang ada kalanya kita menunggu, tapi ada kalanya bertindak dahulu adalah lebih baik ketimbang menunggu. Tapi, selain dari dua ini, ada yang namanya takdir dari Allah. Kuasa Allah lah yang membuat kita tergerak untuk mengambil keputusan menunggu atau bertindak. Apa alasan Allah hingga menggerakkan kita untuk melakukan sesuatu itu? Hanya Allah yang tahu. Pasti ada sesuatu yang dalam perhitungan Allah lebih baik jika kita diberikan takdir itu." (h. 382)
Pertama, acungan jempol untuk desain sampulnya yang cantik, menyenangkan untuk dipandang. Alur cerita bergerak maju, meski sesekali ada flashback, tujuannya lebih kepada memperkuat/menjelaskan kejadian. Kisah cinta remaja antara Solasfiana dan Sofyan, membuat cerita tak melulu terasa pahit, ada sisi manis dalam alur cerita yang memberi senyum meski di kemudian hari, kisah mereka tak berjalan mulus.

Latar cerita yang bertempat di Palembang cukup terasa melalui deskripsi Sungai Musi, rumah panggung, sampan, hutan belantara, adat istiadat, dan mitos-mitos yang terselip sepanjang alur. Tapi, akan semakin kental jika penulis lebih banyak menggunakan bahasa daerah dalam dialog-dialog. Apalagi mengingat wilayah Palembang yang diambil adalah pedalaman, penggunaan bahasa daerah biasanya lebih mendominasi, terutama oleh orang-orang tua.

Yang Tersimpan di Sudut Hati, sarat dengan pesan moral tentang keyakinan bahwa kesedihan/ujian yang datang, bukan untuk menjatuhkan seorang hamba, tetapi memperkuat dan menggiringnya menjadi sosok yang lebih baik. Meski kau terluka dan menangis, ingatlah cukuplah Allah menjadi Penolong dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.
Readmore → Yang Tersimpan di Sudut Hati

Monday, February 09, 2015

Suami Sempurna (+ Kuis)


Cerita pendek Suami Sempurna memang cocok untuk dijadikan judul buku, tak sekadar menjadi salah satu cerita yang apik tapi juga menjadi pembawa pesan bahwa tidak ada kehidupan yang sempurna. Memiliki suami yang tak memiliki empati, memang ujian berat bagi Astri. Tak sekali dua kali dia mengingatkan, bahkan tak jarang berujung pada perdebatan. Suami, terkadang lupa bahwa ada sosok-sosok muda yang membutuhkannya. Bukan uang tapi perhatian, cerita dalam Aku Adalah Ayah menjadi peringatan untuk para ayah perihal tersebut. Para istripun mendapat sentilan melalui kisah Sabrina yang berjudul Dua Bunda.

Awalnya cerpen-cerpen berkisah tentang dilematik sederhana dalam keluarga, tentang pasangan suami-istri dan menantu-mertua. Namun, cerpen mulai 'panas' ketika bercerita tentang kehidupan Ningsih yang memuat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), bahkan kisah Nada Pasir Kaliasem terasa miris saat perempuan 'tidak' memiliki pilihan. Penulis tak hanya bertutur tentang kekerasan yang terjadi pada perempuan, Terempas Asa mencerminkan kepedihan anak ketika mengetahui dirinya hanyalah anak buangan.
Pernah tinggal di Batam, penulis menceritakan kehidupan pekerja wanita yang merantau ke kota tersebut. Merpati Kelabu dan Bunga Karang menjadi gambaran tentang beban kehidupan perempuan pekerja pabrik. Menjadi tulang punggung keluarga dan harus mencari tambahan penghasilan demi mencukupi keluarga di kampung. Ada juga Taksi Plat Hitam yang menimbulkan kengerian pada resiko para perempuan ketika harus pulang malam, mengingatkan para berita-berita kriminal yang bertaburan di layar televisi.

Masih ada beberapa kisah yang sebagian besar cerpennya mengangkat kehidupan perempuan dengan segala problematikanya. Sisi islami tidak terlalu menonjol, tapi terselip dalam beberapa cerita. Gaya bahasa Nurul F Huda tergolong sederhana. Jika sedikit membandingkan dengan kumcer sejenis, Sakinah Bersamamu sangat tampak kesederhanaan dalam merangkai kata. Konflik juga tidak terlalu tajam. Namun, bagian yang menarik adalah pada akhir cerita. Hampir di semua cerpen, penulis tidak membuatnya tuntas, dibiarkan mengambang, tapi tidak tanggung. Bukan dalam artian supaya pembaca menebak sendiri bagaimana akhirnya, tapi seperti menggambarkan, ya begitulah hidup.

Judul: Suami Sempurna
Penulis: Nurul F. Huda
Penerjemah: Sabila
Penerbit: Lingkar Pena
Cetak: Pertama, Desember 2011
Tebal: 252 halaman
ISBN: 9786028851855
Harga: Rp. 22.000 (di www.parcelbuku.net)
  
***
KUIS SUAMI SEMPURNA
 
 
Pertanyaan:

Sebutkan buku atau cerpen bertemakan keluarga yang pernah kamu baca dan membekas/menginspirasimu? (sebutkan alasannya)

Syarat Peserta:
  1. Peserta WAJIB memiliki blog (tema blog bebas) dan tidak dikondisikan private karena pemenang WAJIB mengulas buku yang dihadiahkan
  2. Peserta boleh dari negara manapun, tapi jika memenangkan hadiah hanya dikirim ke alamat di Indonesia,
  3. Peserta menjawab pertanyaan dikolom komentar dengan menyertakan alamat blog dan akun twitter/facebook.
  4. Peserta wajib follow twitter @bacabukuislam atau like fanpage Baca Buku Islam
  5. Peserta wajib membagikan info berikut melalui twitter dengan mention @bacabukuislam atau facebook dengan mentag fanpage Baca Buku Islam
  6. Tantang berlangsung dari 9 Februari s/d 2 Maret 2015,
  7. Pemenang akan diumumkan (inshaaALLAH) 4 Maret 2015

Hadiah
2 Orang Pemenang akan mendapatkan 
masing-masing 1 Buku Suami Sempurna
(Pemenang WAJIB mengulas buku-buku tersebut minimal sebulan setelah hadiah diterima)


Readmore → Suami Sempurna (+ Kuis)

Tuesday, December 10, 2013

My Avilla


Love in The Rainy Days, adalah novel Ifa Avianty pertama yang saya baca. Dari kedua novel ini, saya menangkap kepiawaian penulis untuk menciptakan suasana romantis dan mengolah alur yang bisa mempengaruhi emosi pembaca. Lihat saja, bagaimana penulis mengajak pembaca merasakan kegelisahan Margriet, seorang muslimah yang harus mati-matian menata hatinya saat terserang virus merah jambu. Hei, muslimah juga manusia kan! 

Fajar yang lebih muda empat tahun dan teman adiknya, Trudy, membuat hati Margriet kebat-kebit, saat mendapatkan pernyataan cinta darinya. Tapi, keresahan Fajar atas pencarian Tuhan membuat Margriet tidak dapat menerimanya. Waktu berlalu, mengiringi kegundahan Margriet dan pencarian Fajar dengan rasa yang masih terselip di masing-masing hati. Namun, perjumpaan Margriet dengan Phil, yang menyelipkan canda, memberinya kehidupan dan senyum yang baru.
Kini aku baru tahu bahwa cinta dan keikhlasan harusnya duduk berdampingan dan bukannya saling meniadakan ~ h. 15
Saya sempat salah sangka, saat membaca sinopsis novel My Avilla yang lebih condong ke tokoh Trudy. Perkiraan awalku, kisah akan lebih banyak mengangkat proses tokoh Trudy yang berusaha menemukan hakikat cinta dan keikhlasan sang kakak, ternyata bukan. Peran Trudy dalam novel ini sebagai adik Margriet yang merasa tersisihkan oleh sang kakak. Berkebalikan dengan sifat Margriet, Trudy adalah sosok hedon yang menyukai duniawi. Konflik kakak-beradik semakin memuncak saat Trudy menyadari pria yang dicintainya, Fajar, malah menyimpan perasaan pada kakaknya.

Pencarian Tuhan menjadi salah satu konflik dalam alur cerita My Avilla. Fajar dan Phil adalah tokoh yang diselimuti kegelisahan dalam mencari keimanan. Meski menurut saya pembahasan tentang pencarian Tuhan diantara mereka tidak terlalu berat, banyak pemikiran yang menyentuh. Berpikir dan memahami agama membuat manusia semakin menyadari betapa kita sangat membutuhkanNya.
Bagi saya, jika sebuah agama bisa meng-endorse umatnya untuk berpikir lebih dalam dan logis, bukan melulu dogma-dogma, maka itulah agama yang 'benar' bagi umat tersebut ~ h.131
Sayangnya, konflik yang menarik dan alur yang menyentuh tidak didukung dengan kekuatan karakter tokoh. Penuturan cerita dari sudut pandang para tokoh disampaikan dengan gaya yang hampir sama. Tidak terlihat ciri khas dari masing-masing tokoh, bahkan Margriet yang kalem dan Trudy yang blak-blakan tidak terlalu tampak perbedaannya saat dijadikan sudut pandang cerita. 

Untuk akhir cerita, ada bagian yang terasa 'disia-siakan', yaitu konflik Margriet dan Fajar. Agak sayang jika kisah tersebut diceritakan dengan narasi yang sepertinya 'seadanya', karena jika kebersamaan Margriet dan Fajar digali dan dikembangkan, bisa jadi My Avilla akan memiliki sekuel yang menarik. 

Judul: My Avilla
Penulis: Ifa Avianty
Penyunting Bahasa: Asri Istiqomah
Penerbit: Indiva Media Kreasi
ISBN: 6028277495
Cetak: 2012
Tebal: 184 hlm
Ukuran: 20 cm
Harga: Rp. 26.000
Bintang: 3/5
Readmore → My Avilla

Wednesday, November 21, 2012

A Message of Love

Sampul Buku [Pinjam dari Mbak Novi]
Kisah dalam A Message of Love di luar perkiraan saya. Melihat sampul depan, judul yang memuat kata 'love' dan tagline 'cinta, patah hati dan sebuah persahabatan' yang terdengar standar, semua membuat saya tidak terlalu berharap akan mendapatkan lebih dari sekadar kisah cinta. Gegara itu, meski buku ini berstatus pinjam, keinginan membaca tertunda cukup lama. Ternyata perkiraan saya tidak 100% benar, ada nilai lain yang disodorkan penulis, juga terdapat aroma misteri dalam rangkaian ceritanya.

Menjadi perempuan mandiri, cerdas, cantik dan memiliki pekerjaan yang bergaji tinggi, ternyata tidak membuat Zahra Khairunnisa menjadi tenang. Hadirnya mimpi Opa membuat Zahra bertanya-tanya dan melihat kemungkinan keresahannya dapat terobati. "Carikan buku kecil Opa," kata-kata itu yang kerap terdengar dalam mimpi Zahra beberapa kali. Rasa sayang yang besar kepada Opa, semakin membuat Zahra ingin mencari buku kecil. Pencarian itu menggiringnya ke sebuah desa di Tasikmalaya. Dari sanalah cerita berkembang menjadi konflik cinta, perenungan, obsesi, dan pencarian tujuan hidup.

Sejak awal, cerita sudah diselimuti misteri pencarian buku kecil, seperti halnya ketika pria misterius berkali-kali terlihat. Hanya saja, sempat muncul rasa biasa saja dari mulai perjalanan Zahra, pertemuannya dengan Khairi, dan kenangan akan Eyang Anang yang sangat disayangi warga kampung Ciherang. Saya baru merasakan cerita mulai 'naik' saat terjadi konflik dalam persahabatan Zahra dan Mutia, yang membuat Zahra memutuskan ke Inggris. Selain itu, membaca gejolak dan usaha Zahra untuk meredam amarah berhasil membuat saya ikut merasa sakit hati. Akhir cerita tertebak, kecuali bagian yang berhubungan dengan passion Zahra. Sedikit mengingatkan pada cerita Bollywood. 

Judul: A Message of Love
Penulis: Tria Barmawi [@triabarmawi]
Penyunting: Azzura Dayana
Penerbit: Lingkar Pena
Cetak: Pertama, Maret 2010
Tebal: 366 hlm
Bintang: 4/5


:: ingin buku seken/murah bermutu? mampir ke FB Parcel Buku atau Dagang Buku yuk! ::
Readmore → A Message of Love

Sunday, December 25, 2011

Happy Ramadhan With Kids


Masa kanak-kanak adalah masa paling produktif dimana mereka banyak sekali menyerap apa saja yang ada di sekitarnya. Kemampuan serap yang tinggi inilah yang seharusnya digunakan para orangtua untuk mulai memberikan berbagai pemahaman, tetapi haruslah dengan cara yang menyenangkan. Sebagian besar anak-anak pasti sangat suka jika diajak bermain atau melakukan hal yang membuat mereka tertarik dan berkreasi. Trik inilah yang sering kali digunakan para orang tua untuk memperkenalkan hal atau pemahaman yang baru, salah satunya Ramadhan.

Bagi umat muslim Ramadhan adalah bulan yang sangat spesial. Melihat segala keistimewaannya, pastilah para orangtua menginginkan anak-anaknya berkenalan dengan bulan 1000 bulan ini. Tapi bagaimana caranya supaya para bocah cilik ini bisa tertarik? Banyak trik yang dibagikan para penulis dalam buku berjudul ‘Happy Ramadhan With Kids’.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, anak-anak sangat menyukai permainan. Salah satu permainan menarik yang dituangkan dalam buku ini adalah permainan detektif-detektifan ala Ellyza Dian agar Asha, putrinya, tertarik untuk be-Ramadhan dalam ‘30 Hari Menjadi Detektif’. Trik lain adalah dengan membuat berbagai prakarya menyambut datangnya Bulan Ramadhan seperti mempersiapkan poster-poster kreasi sendiri yang berisikan semangat Ramadhan, atau bisa juga dengan membuat kalender Ramadhan yang menyimpan hadiah-hadiah kecil di setiap harinya.

Prakarya yang menurut saya sangat menarik adalah membuat pohon Ramadhan dengan ukuran besar yang ditempeli banyak sekali permen yang bernomor 1 – 30 dan dapat diambil sebagai hadiah puasa sesuai dengan urutan hari dalam Ramadhan. Sudah pasti anak-anak akan sangat menyukai kala membuat ataupun melakukan rutinitas tersebut. Mungkin kita juga bisa menyelipkan hadist-hadist ringan untuk dibaca dan dibahas setiap harinya.

Memperkenalkan buah hati dengan Ramadhan saat berada di negeri bermayoritas Islam mungkin akan lebih mudah karena banyaknya dukungan dari lingkungan atau sekolah anak. Namun, bagaimana jika kita tinggal di negara, dimana Islam menjadi minoritas? Bukan hal mudah mengajak anak-anak berpuasa di Bulan Ramadhan. Hal ini tergambar pada beberapa kisah para ibu muslimah yang harus hidup di negara asing. Bagaimana ketika Ramadhan harus bersaing dengan keseruan perayaan Helloween? Bagaimana membuat Ramadhan menjadi indah di negara yang minim mengenal agama?

Walaupun ada beberapa kisah yang lebih fokus ke pendidikan anak dibandingkan Ramadhan, berbagai pengalaman para orangtua ini cukup menarik untuk dijadikan referensi dalam memancing sang buah hati untuk mencintai Ramadhan. Apalagi jelang bagian akhir, pembaca akan mendapatkan bab berjudul pernik lezat dan kreativitas. Di sana akan didapati berbagai kreasi makanan/cemilan dan prakarya yang dilengkapi dengan cara-cara pembuatannya.

Judul : Happy Ramadhan With Kids
Penulis : Gita Lovusa dkk
Penerbit : Pena Lectura
Terbit : Juni 2010
Tebal : 242 halaman

NB: Tengkyu buat Mbak Nopi… Akhirnya bisa baca sekaligus ngambil banyak ilmu dari buku ini ;)

kunjungi: http://parcelbuku.com
Readmore → Happy Ramadhan With Kids

Saat Berharga Untuk Anak Kita


Diberitahukan sebelumnya, isi review ini mengandung spoiler!

Salah satu hal penting dalam keluarga yang harus mendapat perhatian penuh adalah anak. Bahkan ketika dalam kondisi hamil seperti saya saat ini, kegelisahan atau ketakutan nantinya bagaimana akan membimbing anak, mulai bergentayangan dalam kepala. Bagaimana tidak, jika menengok perkembangan zaman yang semakin tidak mendukung pergaulan yang sehat, saya benar-benar dibuat ketar-ketir, hingga senantiasa melantun doa mohon ilmu agar dapat membimbing putra putri kami menjadi anak yang soleh dan solehah.

Ya, ilmu. Dibutuhkan kecerdikan dan tangkasan orang tua dalam mendidik sang buah hati, dan semuanya itu tidak bisa ditanggapi dengan hanya, “Ah, nanti juga bakalan belajar dengan sendirinya setelah memiliki anak.” Kalau sudah begitu, kecenderungan yang bakalan terjadi selanjutnya setelah memiliki anak adalah membiarkan tumbuh kembang mereka, dan kerap akan menanggapi sebuah “kesalahan” dengan nada, “Ah, masih kecil, nanti juga kalau sudah gede mengerti sendiri.” Padahal pribadi anak kelak sangat dipengaruhi bagaimana kehidupan dan kebiasaan mereka di masa kecil.

Dari sanalah, mulai terpikir untuk mencari ilmu sebanyak mungkin tentang dunia parenting. Mulai dari membaca blog-blog orang tua yang seringkali menceritakan bagaimana tingkah laku anak-anaknya, yang tidak jarang juga bagaimana trik mereka menangani sang buah hati. Atau bisa juga dengan membaca website parenting yang sering menyajikan berbagai hal yang berhubungan dengan pendidikan anak dan remaja. Saya tahu, bisa jadi nanti kasus saya – kalau diberi umur panjang – akan berbeda atau bahkan jauh berbeda dengan mereka, tetapi minimal saya mempunyai gambaran dan banyak referensi yang bisa dikreasikan ketika menghadapi anak.

Selain dari blog, sudah pasti referensi yang patut untuk dibaca adalah buku. Awalnya saya tidak terlalu berminat dengan buku ‘Saat Berharga Untuk Anak Kita’ dikarenakan nama sang penulis. Pengalaman membaca buku ‘Kado Pernikahan Untuk Istriku’ yang pernah ditulis oleh Faudzil Adhim tidak terlalu bagus, hingga akhirnya buku tersebut tidak tuntas dibaca. Namun, karena berkali-kali masuk pesanan buku ini di toko buku online saya, mau tidak mau rasa tertarik muncul juga. Respon pembelian atas buku ini yang begitu besar, sukses membuat saya pun akhirnya penasaran dengan isi buku yang satu ini.

Banyak, memang banyak pelajaran yang bisa diambil dari kumpulan esai dari Faudzil Adhim. Kemampuannya di dunia parenting memang sangat terasah, mengingat dirinya kerap menjadi trainer seminar bertemakan parenting. Namun sebagian besar tulisan beliau menurut saya masih mengawang-awang, tidak tahu apakah memang disengaja supaya pembaca bisa lebih banyak berpikir. Hanya saja, saya pribadi rasanya seperti tidak mendapatkan kemantapan setelah membaca. Pengalaman membaca buku sebelumnya, ternyata kembali muncul ketika membaca buku terbitan Pro U Media ini, yaitu penulisan yang agak berputar-putar. Pengulangan hadist seringkali membuat bosan. Mungkin niat sang penulis mengulang-ulangnya agar hadist tersebut lebih menancap di kepala pembaca, tapi akan lebih baik jika penulis bisa lebih kreatif dalam mengolahnya supaya lebih nikmat diserap kepala dan dibaca mata.

Terlepas dari itu semua, saya dapat merangkum poin-poin yang sangat berharga setelah membaca keseluruhan isi buku. Pertama, persiapkan anakmu untuk menjemput AKHIRAT, bukan dunia, hal inilah yang seringkali dilupakan para orangtua, terutama jika menyangkut masalah pendidikan, dimana para orangtua lebih mengutamakan IQ dan EQ, dam melupakan SQ. Para orangtua kerap ‘menyiksa’ anak dengan menuntutnya agar selalu mendapat nilai-nilai terbaik, raport tidak boleh ‘kebakaran’ dan masih banyak lagi, dengan alasan orangtua supaya masa depan si anak terjamin. Padahal jika orangtua mau memandang lebih jauh, bukankah anak soleh/solehah akan menjadi amal jariyah ketika mereka menghuni alam kubur?

Kedua, perhatikan hak anakmu, sebelum menuntut hakmu. Ini juga yang sering luput dari perhatian orangtua, yaitu kecenderungan untuk menuntut sang anak. Kerap orangtua ingin si anak patuh, menjalani kehidupannya seperti kehendak orangtua, atau orangtua merasa jumawa karena merasa telah membiayai dan merawat si anak. Orangtua sering menginginkan semua berada dibawah kendalinya, padahal tidak bisa begitu. Contohnya, ketika orangtua ingin suasana rumah sangat tenang, dan memarahi, bahkan menghardik si anak yang tidak bisa diam. Padahal bisa jadi si anak sedang mencari perhatian orangtua yang lebih peduli dengan pekerjaan atau aktivitas berselancarnya.

Ketiga, amalan ibadah orangtua berpengaruh pada karakter anak. “Banyak orangtua yang berhasil mendidik anaknya bukan karena kepandaiannya mendidik anak, tetapi karena doa-doa mereka yang tulus. Banyak orangtua yang caranya mendidik salah jika ditinjau dari sudut pandang psikologi, tetapi anak-anaknya tumbuh menjadi penyejuk mata yang membaca kebaikan dikarenakan amat besarnya pengharapan orang tua…” [h.238] Bagian inilah yang membuat ketakutan saya dalam mendidik anak menjadi teredam, bahwa upaya mendidik tidak hanya melalui sang anak tetapi juga dari diri kita sendiri. Seperti halnya doa. Semua pasti tahu bahwa doa orangtua adalah salah satu yang terijabah. Jika doa tersebut terus menerus dilantunkan dengan keikhlasan, maka bisa jadi itulah senjata yang akan membimbing sang anak menemukan jalan-Nya.

Tidak hanya doa, amalan sedekah ikhlas atau puasa rutin orangtua bisa jadi tanpa sadar menjadi sinar pencerah dalam jiwa sang anak hingga kelak dapat menjadi pribadi yang ahsan. Intinya, semua hal selalu kembali kepada-Nya, bahkan jika itu berurusan dengan mendidik anak.

Judul : Saat Berharga Untuk Anak Kita
Penulis : Mohammad Fauzil Adhim
Penerbit : Pro U Media
Terbit : Cetakan kedua, April 2010
Tebal : 278 halaman
Harga: Rp. 36.000

kunjungi: http://parcelbuku.com
Readmore → Saat Berharga Untuk Anak Kita

Be a Great Wife, Agar Dicintai Suami


Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah Istri Solehah.” (HR Muslim dan Ibnu Majah).

Sebagian besar dari kita pasti tahu perihal hadist yang satu ini, bahkan banyak pula yang mendambakan untuk mendapatkan (bagi laki-laki) dan menjadi (bagi perempuan) wanita solehah. Namun, satu hal yang pasti, untuk meraih ridho Allah bukanlah sesuatu yang mudah, walaupun bukan berarti tidak bisa.

Seringkali ketika dihadapkan dengan buku atau pembahasan tentang wanita solelah, pasti akan disuguhkan cerita tauladan dari kaum wanita di zaman Rasulullah. Siapa yang tidak tahu totalitas seorang Bunda Khadijah ra. dalam mendampingi Rasulullah? Siapa yang tidak kenal kedermawanan dan pengabdian Fatimah Az-Zahra ra.? Sungguh, mereka adalah sebaik-baiknya tauladan.

Namun, apakah mereka dengan sendirinya dapat menjadi wanita solehah dengan begitu mudahnya? Tidak! Mereka pun membutuhkan proses hingga kemudian menjadikan mereka sebagai sosok ahli surga. Masih ingat kan bagaimana Fatimah ra. pernah merasakan kelelahan yang sangat dalam pekerjaan rumah tangganya, hingga kemudian meminta Rasulullah untuk memberinya hamba sahaya? Terlihat kan, bahwa sosok sekaliber Fatimah Az-Zahra pun ternyata pernah ‘mengeluh’, Bagaimana dengan kita?

Kesimpulannya, kita semakin tahu bahwa manusia yang tidak selalu dalam kondisi kuat, bahkan cenderung labil dan ‘mengeluh’. Manusia selalu membutuhkan dorongan dan semangat, dari sinilah peran sekitar menjadi sangatlah, seperti halnya Rasulullah yang kala itu tidak memberikan ‘kenyamanan’ berupa hamba sahaya kepada Fatimah. “Demi Allah, aku tidak akan memberikan pelayan kepada kamu berdua, sementara aku biarkan perut penghuni Shuffah merasakan kelaparan. Aku tidak punya uang untuk nafkah mereka, tetapi aku jual hamba sahaya itu dan uangnya aku gunakan untuk nafkah mereka."

Jika berbicara teori tentang wanita solehah, maka dengan mudah kepala akan mencerna. Namun, ketika terjun di realita kehidupan, teori dapat dengan mudah bertekuk lutut ketika pemahaman dan pendampingan tidak didapatkan oleh sang wanita. Seperti yang disampaikan dalam buku ini, “Teori tentang keimanan kadang lebih mudah dicerna daripada keimanan yang sebenarnya. Indikasi ketaqwaan juga lebih bisa dijelaskan secara teoritis daripada ketaqwaan yang sebenarnya. Inilah yang sering menimpa pada kebanyakan orang” [h. 105]

Dari sana kurang lebih dapat ditangkap, bahwa peraihan seorang wanita menjadi solehah harus juga mendapatkan dorongan, ingatan, dan bimbingan dari orang lain, terutama orang terdekat seperti suami. Suami tidak pantas menuntut istrinya menjadi wanita solehah, jika dia sendiri tak mampu atau malah tidak ‘mengajak’ dirinya menjadi soleh.

Seperti halnya ketika seorang pria bercita-cita mendapatkan pasangan hidup yang solehah. Tidak salah sih, tapi alangkah lebih indah jika sang pria tersebut meniatkan diri menikah dengan wanita untuk membantunya menjadi solehah? Atau bahkan menggandengnya untuk sama-sama berusaha menjadi hamba yang soleh dan solehah? Sungguh, hal tersebut akan membuat kehidupan rumah tangga menjadi lebih indah, karena adanya kesamaan niat belajar dan tidak adanya tuntutan yang sepihak.

Inilah yang melatar belakangi terbitnya paket buku ‘Be a Great Couple’, yang berisikan dua buku berjudul, ‘Be a Great Husband’ dan ‘Be a Great Wife’. Pasangan buku yang ‘mengajak’ suami-istri untuk belajar bersama, mencerna ilmu, dan kemudian mengamalkannya bersama. Karena saya seorang perempuan, ‘Be a Great Wife’ tentu menjadi pilihan pertama untuk ditekuni—walaupun nanti insyaALLAH juga berkeinginan membaca ‘Be a Great Husband’.

Jika dilihat dari ketebalannya, buku ini termasuk tipis –berdasarkan standarisasi saya—tapi ternyata untuk menyelesaikannya membutuhkan waktu yang cukup lama. Sepanjang membaca saya membutuhkan jeda beberapa kali untuk meresapi apa yang disampaikan penulis. Mencoba membandingkan antara realitas dengan keidealisan dalam buku ini.

Lumayan berat juga, seperti ketika istri diharapkan senantiasa berdandan dan terlihat cantik di hadapan suami, ternyata ketika berhadapkan dengan realita dan segala kepadatan pekerjaan ternyata masalah dandan/ selalu terlihat cantik—yang kelihatannya sepele---terasa berat. Akhirnya, saya pun melakukan sedikit toleransi dengan hal tersebut, yaitu menggantikan/ mem-‘pending’ dandan dengan berusaha tetap tersenyum ketika berhadapan dengan suami.

Hal-hal seperti itu membuat saya terpancing untuk menikmati pergulatan daya nalar dengan teori ‘menjadi wanita solehah’ dalam buku ini, sekaligus membuatnya menjadi sesuatu yang menarik. Walaupun tetap dengan batas-batas tertentu dan tidak meringan-ringankan hal yang sudah menjadi ketetapan, seperti pemakaian jilbab.

Terlepas dari kemenarikan dan kenikmatan saya berpikir, buku ini tidak lepas dari kekurangan. Walaupun penulis telah membagi pembahasannya menjadi 20 subbab—atau istilah dalam buku ini 20 karakter, ternyata tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada isi masing-masing subbab. Hal ini terkadang menciptakan kebosanan.

Selain membahas karakter wanita solehah, dalam buku ini juga terdapat bab yang menyindir sedikit tentang bagaimana seorang pria dalam rumah tangga. Ditambah lagi, bab yang berisikan tanya-jawab para istri yang ‘mengeluh’ tentang kondisi suaminya. Dengan demikian, pembahasan tidak hanya ‘menuntut’ istri menjadi solehah, tetapi juga memperhatikan kesolehan suami.

Kehidupan adalah tidur, kematian adalah bangun tidur, sementara manusia berada di antaranya bagaikan khayalan” [h. 136]

Judul : Be a Great Wife, Agar Dicintai Suami
Penulis : ‘Isham bin Muhammad asy-Syarif
Penerbit : Embun Publishing
Terbit : Juni 2007
Tebal : 184 halaman
Harga: Rp. 40.000 [disc. 20%]

NB: Tengkyu untuk Mbak Wulan yang sudah menghadiahkannya pada momen pernikahan kami. Loph You! ^^

kunjungi: http://parcelbuku.com
Readmore → Be a Great Wife, Agar Dicintai Suami

Sakinah Bersamamu


Cinta bukanlah mencari pasangan yang sempurna tapi menerima pasangan kita dengan sempurna

Kalimat yang menghiasi sampul depan buku berjudul Sakinah bersamamu ini sangat mewakili isi keseluruhan cerita pendek dan pembahasannya. Manusia tidak ada yang sempurna, semua pasti sudah hapal dengan pernyataan yang satu ini. Namun hapal bukan berarti paham dan kemudian mengamalkannya dalam keseharian. Apalagi ketika penilaian tentang kesempurnaan datangnya individu yang semuanya memiliki isi kepala dan imajinasi masing-masing. Kesempurnaan sudah barang tentu menjadi sebuah kesubyektifan.

Mengharapkan kesempurnaan inilah yang kerap menciptakan problematika dalam kehidupan rumah tangga. Si istri ingin suaminya begini, si suami ingin istrinya begitu. Keinginan-keinginan yang kemudian berujung pada ketidakpuasan, pertengkaran, bahkan perselingkuhan. Berbeda itu Pelangi. Judul yang tertulis dalam salah satu pembahasan sebuah cerpen berjudul ‘Rahasia Mas Danu’ ini, terdengar indah untuk menggambarkan bahwa sebenarnya perbedaan adalah sebentuk anugerah dalam sebuah rumah tangga. Perbedaan yang malah berfungsi untuk melengkapi bahkan diharapkan dapat memperbaiki masing-masing karakter. Hal ini pun terpercik dalam cerpen Ngambek yang kemudian dibahas dalam artikel Dilema Istri Sensi, Suami Enggak Sensi.

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan begitu saja ketika mereka mendakwakan diri mereka (kami telah beriman), sedangkan mereka belum diuji. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar imannya dan siapa yang dusta." (QS. al-Ankabuut: 2-3)

Pernikahan adalah penggenap agama seorang muslim, sudah pasti ujian-ujian yang dihadapi tidak lah mudah. Yang masih separuh aja mati-matian istiqomah, apalagi yang udah genap sempurna. Ketika perbedaan dalam rumah tangga telah teratasi, ujian mungkin akan berlanjut ke masalah cemburu, kisah cinta masa lalu, keluarga besar, tetangga bahkan ketidakpuasan atas diri sendiri. Konflik-konflik inilah yang coba diuraikan Asma Nadia lewat cerpen-cerpen pernikahan yang kemudian beliau analisa lebih lanjut.

Ada sedikit kebingungan ketika harus ditanya apakah buku ini termasuk jenis fiksi atau non fiksi. Hal ini dikarenakan caranya menuturkan problematika rumah tangga dan solusinya dengan memadukan unsur fiksi [cerpen] dan non fiksi [ulasan]. Namun, di sisi lain, hal tersebutlah yang membuat buku ini unik dan berbeda dengan buku-buku pernikahan yang lain. Adanya cerpen membuat pembahasan tentang pernikahan menjadi lebih luwes. Pembaca tidak hanya disodori ulasan tentang pernikahan tetapi juga imajinasi. Apalagi cerpen-cerpen tersebut cukup klop dengan renungan ‘bijak berumah tangga melalui cerita’ yang disampaikan Asma Nadia, kecuali cerpen Kalung yang terkesan dipaksakan untuk masuk ke dalam pembahasan tentang rumah tangga.

Berdasarkan pengakuan dari Asma Nadia pada bagian ‘kata pengantar’, cerpen-cerpen yang dihadirkan dalam buku Sakinah Bersamamu sebenarnya adalah kumpulan dari karya-karya lamanya, kecuali cerpen Kalung dan Sakinah Bersamamu. Bagi yang sudah khatam dengan buku-buku Asma Nadia mungkin akan diajak sedikit bernostalgia. Sedangkan bagi yang baru mengenal tulisan Asma Nadia lewat buku ini, tidak perlu takut basi karena cerpennya masih relevan dengan kondisi saat ini.

Judul : Sakinah Bersamamu
Penulis : Asma Nadia
Penyunting: Thenita
Penerbit : Asma Nadia Publishing
Terbit: Cetakan Pertama, Oktober 2010
Tebal : xii+ 344 halaman

kunjungi: http://parcelbuku.com
Readmore → Sakinah Bersamamu
 

Yuk Baca Buku Islam Template by Ipietoon Cute Blog Design