Friday, December 27, 2013

Perempuan pun Bisa Menjadi Pebisnis Tangguh


Jika dulu bisnis hanya diidentikkan dengan laki-laki, saat ini banyak sekali perempuan yang menjadi pebisnis, mulai dari usaha kecil sampai perusahaan besar. Padahal jauh berabad-abad silam, ada sosok perempuan hebat yang menekuni bisnis, bahkan menjadi salah satu 'penguasa' pasar di Makkah. Khadijah, istri yang sangat dicintai Rasulullah saw, inilah pebisnis yang ilmunya layak untuk diambil dan diterapkan dalam berbisnis.

Belajar Bisnis Kepada Khadijah dituliskan untuk memberitahukan apa saja faktor yang membuat Ummuh Fatimah ini menjadi pebisnis andal. Diantaranya, perekrutan karyawan, mengelola modal, melihat iklim pasar, dan lain-lain. Keberhasilan bisnis Khadijah pun tidak luput dari peran kuat kedermawanan dan kekuatan spiritualnya. Namun, ada beberapa bagian yang terasa diulang-ulang dan kurang efisien, yaitu pembahasan dalam bab "Langkah-Langkah Meraih Kesuksesan" dan "Kunci Sukses Khadijah" yang sebenarnya bisa dijadikan satu bab.

Tak sekadar mengambil ilmu dari kinerja Khadijah ra, penulis juga merangkumkan tahapan memulai bisnis. Juga menggarisbawahi, pentingnya silaturahmi untuk networking dan keberkahan sebuah bisnis. Sebuah buku yang bisa menjadi pemicu perempuan untuk tidak takut berbisnis, dan menjadi pebisnis tangguh.

Judul: Belajar Bisnis Kepada Khadijah
Penulis: Azti Azlina
Penyunting: Yadi Saeful Hidayat
Penerbit: Mizania
Cetak: Pertama, Agustus 2010
Tebal: 170 hlm
Bintang: 3/5
Readmore → Perempuan pun Bisa Menjadi Pebisnis Tangguh

Tuesday, December 10, 2013

My Avilla


Love in The Rainy Days, adalah novel Ifa Avianty pertama yang saya baca. Dari kedua novel ini, saya menangkap kepiawaian penulis untuk menciptakan suasana romantis dan mengolah alur yang bisa mempengaruhi emosi pembaca. Lihat saja, bagaimana penulis mengajak pembaca merasakan kegelisahan Margriet, seorang muslimah yang harus mati-matian menata hatinya saat terserang virus merah jambu. Hei, muslimah juga manusia kan! 

Fajar yang lebih muda empat tahun dan teman adiknya, Trudy, membuat hati Margriet kebat-kebit, saat mendapatkan pernyataan cinta darinya. Tapi, keresahan Fajar atas pencarian Tuhan membuat Margriet tidak dapat menerimanya. Waktu berlalu, mengiringi kegundahan Margriet dan pencarian Fajar dengan rasa yang masih terselip di masing-masing hati. Namun, perjumpaan Margriet dengan Phil, yang menyelipkan canda, memberinya kehidupan dan senyum yang baru.
Kini aku baru tahu bahwa cinta dan keikhlasan harusnya duduk berdampingan dan bukannya saling meniadakan ~ h. 15
Saya sempat salah sangka, saat membaca sinopsis novel My Avilla yang lebih condong ke tokoh Trudy. Perkiraan awalku, kisah akan lebih banyak mengangkat proses tokoh Trudy yang berusaha menemukan hakikat cinta dan keikhlasan sang kakak, ternyata bukan. Peran Trudy dalam novel ini sebagai adik Margriet yang merasa tersisihkan oleh sang kakak. Berkebalikan dengan sifat Margriet, Trudy adalah sosok hedon yang menyukai duniawi. Konflik kakak-beradik semakin memuncak saat Trudy menyadari pria yang dicintainya, Fajar, malah menyimpan perasaan pada kakaknya.

Pencarian Tuhan menjadi salah satu konflik dalam alur cerita My Avilla. Fajar dan Phil adalah tokoh yang diselimuti kegelisahan dalam mencari keimanan. Meski menurut saya pembahasan tentang pencarian Tuhan diantara mereka tidak terlalu berat, banyak pemikiran yang menyentuh. Berpikir dan memahami agama membuat manusia semakin menyadari betapa kita sangat membutuhkanNya.
Bagi saya, jika sebuah agama bisa meng-endorse umatnya untuk berpikir lebih dalam dan logis, bukan melulu dogma-dogma, maka itulah agama yang 'benar' bagi umat tersebut ~ h.131
Sayangnya, konflik yang menarik dan alur yang menyentuh tidak didukung dengan kekuatan karakter tokoh. Penuturan cerita dari sudut pandang para tokoh disampaikan dengan gaya yang hampir sama. Tidak terlihat ciri khas dari masing-masing tokoh, bahkan Margriet yang kalem dan Trudy yang blak-blakan tidak terlalu tampak perbedaannya saat dijadikan sudut pandang cerita. 

Untuk akhir cerita, ada bagian yang terasa 'disia-siakan', yaitu konflik Margriet dan Fajar. Agak sayang jika kisah tersebut diceritakan dengan narasi yang sepertinya 'seadanya', karena jika kebersamaan Margriet dan Fajar digali dan dikembangkan, bisa jadi My Avilla akan memiliki sekuel yang menarik. 

Judul: My Avilla
Penulis: Ifa Avianty
Penyunting Bahasa: Asri Istiqomah
Penerbit: Indiva Media Kreasi
ISBN: 6028277495
Cetak: 2012
Tebal: 184 hlm
Ukuran: 20 cm
Harga: Rp. 26.000
Bintang: 3/5
Readmore → My Avilla

Tuesday, November 19, 2013

Betang Cinta yang Tumbuh dalam Diam


Saat melihat sampul novel islami, Betang Cinta yang Tumbuh dalam Diam, yang terpikir di kepala, "kok lembut sekali pilihan warnanya?" Sepertinya bukan tipe yang akan mudah ditemukan saat mencarinya di toko buku. Ketiadaan warna terang yang menonjol memungkinkan buku ini mudah terlewatkan mata. Ya, itulah pendapat pribadi saya, saat pertama kali memandang karya Mbak Shabrina ini. Dan pikiran saya terjawab sepanjang membaca kisah Danum.

Kedatangan surat panggilan seleksi dayung untuk Pelatda membuat Danum gelisah. Surat panggilan yang jika dipenuhi membuat Danum harus meninggalkan rumah betang dan kakek. Dayung memang menjadi kecintaan Danum, tapi rasa sayang pada rumah betang dan kakek juga begitu besar. Pilihan yang berat. Kenangan masa kecil bersama bocah lelaki bernama Dehen, juga meresahkan hati Danum. Rasa yang perlahan menyerang hati Danum kepada Dehen, menjadi kisah tersendiri di samping upaya Danum menjadi seorang atlet dayung. Konflik batin itulah yang sebagian besar mewarnai alur cerita yang berlatar tempat di Kalimantan Selatan.

Sebagai penyuka cerita meletup-letup dan penuh kejutan, novel ini memang terasa lambat dan datar. Konflik sedikit naik ketika kesedihan datang di waktu yang sama, saat Danum menjuarai dayung. Tapi, nilai tambah yang membuat novel ini menarik adalah banyaknya kata-kata yang bisa dikutip dan pesan moral yang disampaikan dengan halus. Isu konservasi lingkungan coba diselipkan penulis dalam cerita lewat sosok Arba, kakak Danum. Menarik membaca masa kecil dan upaya Arba untuk mempertahankan rumah betang dan memberdayakan ibu-ibu dengan kerajinan tangannya. Jika tokoh Arba digali lebih dalam, sepertinya bisa menjadi novel tersendiri.

Romansa tak lupa menjadi bumbu kisah. Bukan kisah Danum-Dehen yang mencuri perhatianku, tapi kenangan Kakek tentang Nenek yang terasa sangat manis dan romantis. Tanpa sadar, membuat saya menunggu-nunggu, apalagi yang dilakukan/dikatakan Kakek yang berkaitan dengan Nenek. 

Well, jadi tak salah jika desain sampul menampilkan warna lembut dan kombinasi aliran sungai yang tenang, karena suasana tersebut sangat menggambarkan alur cerita. 

Judul: Betang Cinta yang Tumbuh dalam Diam
Penulis: Shabrina ws
Penerbit: Quanta [ElexMedia]
Cetak: Pertama, Jakarta 2013
Tebal: 175 hlm
Bintang: 3/5

:: ingin buku seken/murah bermutu? mampir ke Toko Buku Murah yuk! ::
Readmore → Betang Cinta yang Tumbuh dalam Diam

Wednesday, July 31, 2013

Berjalan di Atas Cahaya

Saat mengetahui Hanum Salsabiela menelurkan karya baru setelah 99 Cahaya di Langit Eropa, saya termasuk yang excited untuk membaca buku terbarunya. Pengalaman membaca 99 Cahaya di Langit Eropa yang sarat dengan pengetahuan tentang sejarah Islam di ranah Eropa, memberikan pengharapan yang besar bahwa Berjalan di Atas Cahaya juga akan memberikan kejutan-kejutan senada. Ternyata, ekspektasi saya tidak sepenuhnya benar.

Kali ini Hanum bersama Tutie Amaliah dan Wardatul Ula lebih banyak bercerita tentang kehidupan dan interaksi muslim/mualaf di Eropa. Meski temanya terdengar lebih ‘biasa’ dibandingkan buku sebelumnya, ternyata dari kumpulan cerita tersebut memberikan gambaran yang menarik tentang pandangan hidup para muslim/mualaf yang terkadang tidak mudah. Tak mudah mendapatkan pekerjaan ketika stempel muslim terpampang jelas dalam diri kita melalui jilbab. Pandangan masyarakat Eropa yang kerapkali sinis pada Islam, menyebabkan penolakan atau perlakuan yang tidak menyenangkan, seperti yang terekam dalam kisah Pahlawanku Si Cadar Hitam; Antara Saya, Kamu, dan Secangkir Capuccino; Tanya Namanya, Dengar Ceritanya; atau Karena Saya Tak Gaul.

Meski ada diskriminasi, ada juga muslimah yang berhasil menunjukkan eksistensinya pada khalayak Eropa. Sosok Bunda Ikoy [Bunda Ikoy, Si Pembuat Jam] dan Nur Dann [Nge-Rapp Adalah Cara Saya Berdakwah] membuktikan bahwa mereka dapat ‘masuk’ dan bertahan di dunia sekuler tanpa kehilangan keislamannya. Walaupun banyak berbicara tentang sisi kemanusiaannya, beberapa tulisan tetap memberikan nuansa traveling dan keunikan dari suatu kota/negara. Kisah ‘Tapak Kemuliaan di Sisilia’ menjadi satu-satunya cerita yang mengingatkan kembali tentang adanya jejak kebudayaan Islam di Eropa.

Judul: Berjalan di Atas Cahaya
Penulis: Hanum Salsabiela rais, Tutie Amaliah, dan Wardatul Ula
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetak: Pertama, 2013
Tebal: 210 hlm
Bintang: 4/5

:: ingin buku seken/murah bermutu? mampir ke FB Parcel Buku yuk! ::
Readmore → Berjalan di Atas Cahaya

Sunday, June 16, 2013

3 Anak Badung


Generasi 90-an pasti familiar dengan seri Lupus yang sempat meledak, baik lewat buku, film, ataupun serial televisi. Duet Hilman Hariwijaya dan Boim Lebon pun melekat di hampir setiap sampul depan buku serial lupus. Memang saat itu pasar buku sedang ramai dengan buku-buku komedi, seperti Lulu, Vanya, Olga, sampai Lupus kecil. Rental buku pun, yang saat itu sedang menjamur, banyak menyediakan seri buku-buku itu, yang seringkali dalam kondisi mengenaskan karena keseringan disewa. Memasuki tahun 2000-an era lupus mulai memudar, novel komedi mulai jarang ditemui di toko buku.

Baru-baru ini sepertinya lupus kembali ingin dibangkitkan dengan kemunculan film Bangun Lagi Donk, Lupus, bersamaan dengan bukunya yang mulai beredar. Saya sendiri sampai review ini ditulis belum menonton atau membaca Lupus terbaru tersebut. Berbeda dengan kemunculan 3 Anak Badung, buku terbaru salah satu punggawa serial lupus, Boim Lebon. Saya benar-benar berniat untuk mendapatkan dan membacanya. Bisa jadi karena sinopsisnya, desain sampul yang gokil, promosi penerbitnya yang datang bertubi-tubi di timeline facebook, atau mungkin karena nama Boim Lebon yang nangkring di pojokan sampul buku. Yang pasti, 3 Anak Badung langsung saya ambil saat mampir ke salah satu toko buku favoritku.

Bercerita tentang ibu, Bunga Citra Lebay, yang 'membuang' ketiga anaknya karena kemarahannya pada suami yang pergi tanpa kabar. Mola, Rama, dan Reh, tiga anak yang dibuang kemudian hidup di Kota Yogyakarta sejak 10 tahun lalu ditinggalkan di dalam kereta api. Kehidupan sebagai anak jalanan di Malioboro tak lantas membuat mereka lupa diri dan melupakan sosok ibunya, yang biasa dipanggil Mpok Bung. Kerinduan masih kerap muncul, terutama dalam benak Rama, dengan pertanyaan masih sayangkah ibu padanya. Berbekal tabungan yang sudah dikumpulkan Mola, Rama dan Reh, mereka memutuskan berangkat ke Jakarta untuk mencari ibunya. Petualangan pun dimulai ...

Membaca novel komedi garapan Boim Lebon ini, sudah pasti mengingatkan gaya banyolan dan 'nglantur' yang pernah rame di era 90-an. Saya yang penyuka alur jelas, agak terganggu dengan ceritanya yang terkesan belok ke mana-mana. Meski begitu, cerita tetap menghibur dan sukses memancing senyuman. Selipan tebakan-tebakan yang banyak ditemui dalam setiap babnya, berhasil menghadirkan kenangan saat membaca novel komedi 'era lupus'. Tak sekadar menyajikan cerita humor, kisah 3 Anak Badung juga menunjukkan, tak selama anak jalanan itu buruk. Keinginan besar Rama untuk memperbaiki diri dengan belajar shalat pada Bang Sofwan menjadi nilai lebih petualangan 3 Anak Badung di ibu kota.

Setelah menamatkan 3 Anak Badung, rasa-rasanya masih ada bagian cerita yang menggantung. Bagaimana dengan kelanjutan masalah shabu-shabu milik si Botak dan si Gondrong? Penasaran juga, bagaimana kelanjutan nasib Mpok Bung dan anak-anaknya setelah semua harta bendanya dilalap api? Jadi, apakah 3 Anak Badung bakal ada sekuelnya?

Judul: 3 Anak Badung
Penulis: Boim Lebon
Penyunting: Mastris Radyamas
Penerbit: Indiva Media Kreasi
Cetak: 2013
Tebal: 192 hlm
Bintang: 3/5

:: ingin buku seken/murah bermutu? mampir ke FB Parcel Buku yuk! ::
Readmore → 3 Anak Badung

Sunday, May 19, 2013

Bait Bintang

Surprise juga membaca sinopsis dalam novel berjudul Bait Bintang ini. Saya jarang menemukan fiksi yang memadukan antara sains dan ayat Al-Qur'an seperti yang diungkapkan dalam tiga paragraf di bagian belakang buku.

"Mereka berhasil membuktikan secara empiris bahwa segala sesuatu di alam semesta bersaksi akan kebenaran wahyu yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw., berupada Al-Qur'an melalui ayat-ayat agung yang mereka temukan dari skala mikro dan makrokosmos - sinopsis Bait Bintang"
Meski pusing duluan saat membaca kata empiris, skala mikro, makrokosmos, dan istilah ilmiah di paragraf lainnya, saya tetap tertarik untuk membaca isi dari Bait Bintang. Kisah berisikan diskusi-diskusi antara tujuh orang sahabat yang membahas tentang misteri alam semesta, ayat Al-Qur'an, sosok serta karya besar dari Leonardo da Vinci. Diskusi-diskusi yang berbobot inilah yang memberikan banyak wacana dan kejutan, terutama untuk saya. Di antara ketujuh sahabat ini, terdapat tiga orang indigo yang memiliki kemampuan luar biasa dalam menganalisa, sekaligus yang paling banyak mengeluarkan pendapat di dalam diskusi.

Meski dipenuhi dengan analisa-analisa yang membutuhkan konsentrasi dan kerutan di dahi untuk mencernanya, sepertinya penulis tidak ingin membuat pembaca terlalu pusing sehingga dia menyelip-selipkan cerita cinta di dalam alur. Sayangnya, alur cinta yang tampak cukup jelas, dalam cerita, hanya terjadi dalam hubungan Dian dan Syafi, sedangkan yang lain dibiarkan mengambang *apakah akan ada sekuelnya?* Jadi, di akhir cerita, masih muncul pertanyaan tentang kelanjutan dari perjodohan Alya, siapa perempuan yang disukai Reza, dan bagaimana hubungan Rubi dan Andre, yang kerap memiliki simpang pendapat dalam bersikap?

Saat membaca  sesi-sesi diskusi ketujuh sahabat ini, saya terkadang dibuat berhenti sejenak untuk mencerna apa yang disampaikan. Menarik, terutama saat mereka membahas tentang angka 7 dan misteri karya-karya dari Leonardo da Vinci, tapi terkadang saya juga dibuat pusing. Beberapa hasil diskusi mereka cukup mengejutkan untuk saya, dan salut untuk penulis yang berani mengemukakan pendapatnya. Mungkin 'hasil-hasil' tersebut bisa dijadikan awal kajian teori untuk mencari kebenaran dari analisa tersebut. Sayangnya, gambar pada pembahasan tentang spektrum warna yang dikaitkan dengan lukisan Da Vinci tidak ditampilkan berwarna.

Ada sedikit kejanggalan dengan tokoh Tarent. Awalnya, Tarent menanyakan tentang spektrum warna kepada Syafi, hingga kemudian Tarent diajak untuk mendatangi 'forum' diskusi. Tapi, diskusi pertama yang dihadiri Tarent ternyata malah tidak membahas tentang spektrum warna. Pada diskusi selanjutnya, yang banyak membahas materi spektrum warna, malah tidak ada sosok Tarent di dalamnya. Jadi, apakah Tarent benar-benar menjadi tokoh yang mempertanyakan tentang spektrum warna, atau sekadar menjadi "pengantar" alur menuju area diskusi Syafi dan kawan-kawan?


Judul: Bait Bintang
Penulis: Najaah Husna Zaahirah
Penerbit: Elex Media Komputindo
Cetak: Pertama, 2012
Tebal: 334 hlm
Bintang: 3/5

:: ingin buku seken/murah bermutu? mampir ke FB Parcel Buku yuk! ::
Readmore → Bait Bintang

Saturday, May 04, 2013

Amazing Parenting


Salah satu poin yang sangat penting dalam berkomunikasi adalah bagaimana cara menyampaikannya. Misalnya, saat kita mengatakan 'Aku sayang kamu' kepada seseorang, tanpa didukung ekspresi dan bahasa tubuh yang benar, akan sia-sia. Bagaimana kau akan merasakan perkataan sayang ketika disampaikan dengan ekspresi datar dan mata menerawang? Ternyata masalah kesinkronan antara ucapan dan bahasa tubuh seringkali menjadi masalah dalam hubungan, termasuk orangtua dan anak.

Salah satu masalah komunikasi inilah yang diangkat dalam buku Amazing Parenting. Semisal, saat anak pulang terlambat dari sekolah, hingga membuat sang orangtua sangat khawatir,  begitu sampai di rumah, kebanyakan reaksi orangtua adalah mengungkapkan rasa khawatir dengan amarah kepada anak. Amarah yang diluapkan orangtua tadi, sebenarnya bermaksud untuk mewujudkan rasa sayang, tapi yang tertangkap oleh anak adalah 'orangtuaku marah'.

Ketidaksepahaman antara orangtua dan anak yang kerap terjadi karena ketidaktepatan cara menyampaikan sesuatulah yang kerap menjadikan pangkal ketidakcocokan di antara keduanya, yang tak jarang merembet sampai anak beranjak remaja.
"Manakala berbicara dengan anak-anak, yang penting bukanlah apa yang kita katakan, tetapi bagaimana kita mengatakannya." [Sebuah pengantar]
Kesabaran dan empati adalah salah dua sikap yang ditekannya Bunda Rani dalam menghadapi anak-anak. Bagaimana orangtua mengenali bahasa tubuh anak sebelum mengambil tindakan yang tepat menjadi wujud dari empati yang akan meminimalisir kesalahan. Anak rewel, malas belajar, tidak mau makan, adalah beberapa contoh kasus yang  membutuhkan kebijakan orangtua dalam mengambil tindakan, supaya kondisi tersebut tidak menjadi berlarut-larut.

Saat membaca uraian dari Bunda Rani ini, saya mendapatkan beberapa penguatan dan cara pandang baru, salah satunya adalah pemisahan masalah, mana masalah yang anak, dan mana problem yang perlu ditangani orangtua. Pemisahan masalah ini yang sepertinya kurang mendapat perhatian dari banyak orangtua. Beberapa contoh kasus yang diambil dari lingkungan sang penulis sendiri, dan selipan ilustrasi tentang contoh komunikasi, sangat memudahkan pembaca menyerap materi yang disampaikan Bunda Rani.
"Ayah dan Bunda, komunikasi bukanlah 'apa yang kita sampaikan', melainkan 'apa yang ditangkap oleh orang yang kita ajak berkomunikasi'." [h.56]

Judul: Amazing Parenting
Penulis: Rani Razak Noe'man
Penyunting: Dyota Lakhsmi
Penerbit: NouraBooks
Cetak: Pertama, Februari 2012
Tebal: 190 hlm
Bintang: 4.5/5

:: ingin buku seken/murah bermutu? mampir ke FB Parcel Buku yuk! ::
Readmore → Amazing Parenting

Tuesday, February 19, 2013

A Piece of Love in Korea

Cover Buku [Sumber:: Koleksi Pribadi]

Dapat tour gratis keliling Korea bakalan jadi durian jatuh bagi para penggila Korea, begitupun yang dirasakan Jun saat dirinya terpilih sebagai pemenang hadiah utama di sebuah majalah. Penggemar berat Jang Geum dan Dong Yi ini benar-benar kegirangan karena momen tour bertepatan dengan deadline pencarian jodohnya. Hah? Iya, Jun mendapat ultimatum dari Bunda dan keempat saudara perempuannya untuk segera mencari istri. Usianya yang semakin bertambah dan statusnya sebagai jomblo mulai merisaukan keluarganya. Apalagi adiknya, Billa, yang sedang dilamar lelaki, bersikeras tidak mau menikah sebelum kakak laki-laki satu-satunya ini beranjak ke pelaminan.

Bukan karena tidak ingin memiliki istri, Jun adalah sosok pemalu jika berhadapan dengan lawan jenisnya, meski dalam keluarga dia dikelilingi oleh perempuan. Selain itu, Jun memiliki cinta masa lalu yang terus mengendap dalam hatinya tapi tak mungkin diraihnya. Kedatangannya ke Korea, yang juga dalam rangka pelarian, ternyata tidak semulus dugaannya, musibah langsung datang sejak hari pertama. Kemunculan Erin yang membantunya selama di Korea terasa menjadi berkah sekaligus bencana bagi Jun. Pergolakan batin pun memenuhi benak Jun, di samping kegirangannya bisa berkeliling Korea.

Awalnya alur cerita tergolong ringan, memuat unsur komedi dan cukup membuat saya senyam-senyum, tapi semakin ke belakang konfliknya menjadi agak "berat" dengan problem Jun. Saya merasanya perasaan yang melanda Jun di awal dan akhir cerita jadi agak jomplang. Dilema cinta dalam diri Jun di awal-awal cerita tidak mengena karena banyaknya 'backsound' canda. Akibatnya, perasaan sedih Jun seperti bukan sesuatu yang penting. Sedangkan, jelang akhir cerita suasananya benar-benar sedih.

Sisi menarik dari A Piece of Love in Korea ini, adalah perjalanan Jun ke Korea yang cukup bisa memberikan gambaran tentang tempat-tempat yang sering menjadi sasaran para turis. Selipan tentang pergaulan antar lawan jenis juga tidak terlalu menggurui karena tokohnya yang masih labil dalam menghadapi bisikan nurani dan nafsu. Selain itu, akhir ceritanya juga di luar dugaan.

Judul: A Piece of Love in Korea
Penulis: Deasylawati P.
Penyunting: Puteri Arfan Al- Ahmady
Penerbit: Afra Novela
Cetak: Pertama, Maret 2012
Tebal: 288 hlm
Bintang: 3/5

:: ingin buku seken/murah bermutu? mampir ke FB Parcel Buku yuk! ::
Readmore → A Piece of Love in Korea

Thursday, January 31, 2013

Galaksi Kinanthi

Cover Buku [Sumber:: Koleksi Pribadi]

Meski membaca untuk kedua kalinya, saya masih menikmati alur dan plot kisah dari Kinanthi. Berawal dari bocah ingusan yang lahir di wilayah Gunung Kidul, Kinanthi hanyalah anak dari keluarga miskin. Ibunya yang dicap sebagai perempuan baulawean karena hampir setiap pria yang dinikahinya meninggal. Sebutan itupun terlanjur melekat pada Ibu Kinanthi meski mitos tersebut tidak terjadi pada diri Mangun, Bapak Kinanthi. Menarik membaca karakter Mangun, dimana seringkali kita disuguhi, hingga menjadi stereotipe, bagaimana seorang penjudi selalu berlaku kasar pada istri dan anak-anak. Berbeda dengan Mangun, meski dia seorang tukang judi, perilakunya lembut terhadap keluarganya. Saya menikmati sekali adegan dan suasana ketika Pak Mangun bercerita pada Kinanthi cilik tentang asal muasal namanya.

Predikat sebagai anak baulawean dan tukang judi pastinya membuat masa kecil Kinanthi kelam, jika tidak ada Ajuj di sampingnya. Ajuj, bocah laki-laki yang selalu menemani dan menjaga Kinanthi saat semua orang dan teman-temannya mengolok dan menjauhinya. Sebagai anak seorang rois [semacam pemuka agama] yang terpandang, bukan tanpa halangan Ajuj berkawan dengan Kinanthi. Berulang kali bapaknya menegur dengan keras tapi tidak menggoyahkan pendirian Ajuj untuk menjaga dan menemani Kinanthi dan Hasto, adik Kinanthi.

Kehidupan Kinanthi berubah ketika beras 50 kg menjadi penukar dirinya dalam keluarga. Dengan alasan supaya Kinanthi mendapatkan pendidikan yang lebih baik, dia 'dititipkan' pada saudara sepupu Bapak yang tinggal di Bandung. Kepergian Kinanthi ke Bandung menjadi permulaan hijrahnya ke berbagai tempat dan negara. Perpisahannya dengan Ajuj meninggalkan kenangan yang erat melekat dalam benak Kinanthi. Sosok Ajuj menjadi pusat semangat dan cinta setiap kali Kinanthi harus menanggung pedih segala fitnah dan siksaan. 

Sumber:: sini
Kesedihan dan penderitaan selama di Bandung, ternyata tidak sepadan dengan kehidupannya sebagai TKW di Timur Tengah. Lewat perjalanan Kinanthi di Timur Tengah, penulis menyorot kehidupan dan kondisi TKW yang bernasib tidak beruntung mendapatkan majikan yang hanya memandang mereka sebagai budak. Penyiksaan, pelecehan seksual dan perlakuan tidak manusiawi yang menjadi hal biasa dilakukan si majikan, menjadikan Kinanthi menjalani kehidupan dengan penuh tekanan. 

Sempat bangkit dan berusaha 'menikmati' profesinya, ternyata kondisi Kinanthi semakin mengerikan ketika ada sebuah keluarga yang membawanya ke Amerika. Tak disangka, keluarga tersebut menyimpan dendam dan rencana busuk sesampainya di negeri Paman Sam tersebut. Ajuj, Ajuj, Ajuj, nama yang masih tersisa dari masa lalu Kinanthi. Kekuatan kenangan itu yang tak pernah hilang dan terus mematri keteguhan gadis yang telah beranjak 16 tahun tersebut. Dari situlah penulis mengolah sisi psikologis tokohnya dengan lihai.

Tak ada penderitaan yang tanpa ujung. Penyiksaan Kinanthi yang tak kenal fisik dan batin ini membuatnya nekat kabur meski dalam kondisi mengenaskan. Hingga pertemuannya dengan keluarga Mesir yang membantunya ke pengadilan Amerika. Kebebasan Kinanthi mengubah hidupnya 180 derajat. Dia tumbuh menjadi perempuan Amerika dengan kecerdasan yang memang dimilikinya sejak kecil, bahkan menjadi penulis yang sangat diperhitungkan. Meski sudah sukses dan bertahun-tahun jauh dari tanah Jawa, Kinanthi masih terus menyimpan kerinduan dengan sosok pria kecil yang dulu selalu melindunginya.


Tasaro Gk [Sumber:: sini]

Memadukan fenomena penyiksaan TKW, benturan budaya, romantisme, pun ideologi yang menyentil wilayah sensitif yaitu agama, menjadikan Galaksi Kinanthi memiliki plot yang padat. Meski terlihat 'penuh', cara penulis menyampaikan ceritanya terasa mengalir. Alur maju mundurnya juga menjadi 'senjata' penulis untuk menunda kejutan agar muncul di saat yang tepat. Salah satu bagian yang menyentuh buatku adalah pertemuan Ajuj dan Kinanthi di tepi pantai. Perbincangan dua orang yang memiliki kedekatan masa silam tapi melewati tahun-tahun kehidupan yang jauh berbeda, terasa sekali beban, ketakutan, kecanggungan, yang sebenarnya menyimpan luapan rindu. Selain itu, saya juga suka akhir kisah Galaksi Kinanthi yang menggantung dan sukses membuat pembaca menebak-tebak siapakah lelaki yang menjadi pilihan Kinanthi.
Cover baru [kiri] [Sumber:: sini]
Buku ini diterbitkan ulang pada tahun 2012 oleh Bentang Pustaka dengan judul Kinanthi, Terlahir Kembali. Saya sendiri masih belum membaca versi yang terbaru. Hanya saja, kabarnya ada tambahan cerita dalam perjalanan hidup Kinanthi. Penasaran juga sih. Ada yang berminat minjemin atau ngasih? hehe...

Judul: Galaksi Kinanthi
Penulis: Tasaro Gk [@Tasaro_Writer]
Editor: Yani Suryani 
Penerbit: Salamadani 
Cetak: Kedua, Februari 2009  
Tebal: 432 hlm  
Bintang: 4/5  

:: ingin buku seken/murah bermutu? mampir ke FB Parcel Buku yuk! ::
Readmore → Galaksi Kinanthi
 

Yuk Baca Buku Islam Template by Ipietoon Cute Blog Design